Secercah Cahaya dari Atap Betang
Ahmad Barul, Penerima Beasiswa Tahfidz Muamalat
Share:
Rumah betang adalah rumah adat khas Dayak yang dihuni oleh banyak orang. Meski penghuninya beragam, baik dari segi agama dan kepercayaan, mereka tetap rukun dan damai. Dalam keyakinan mereka, mereka berasal dari garis leluhur yang sama sehingga agama tak lebih identitas jalan menuju Tuhan.
Di betang itulah tinggal seorang santri penghafal Al-Quran yang berasal dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah, bernama Ahmad Barul (17). Di tempat tinggalnya, sangat langka seorang yang bisa mengaji dan membaca Al-Quran, apalagi sosok hafidz atau hafidzah. Namun, siapa sangka seorang pemuda asal rumah betang tersebut mampu menjadi seorang penghafal Al-Quran.
Ya, Barul memiliki impian besar ingin menjadi penghafal Al-Quran dan menjadi pendakwah di kampung halamannya. Ia amat ingin menebarkan keberkahan Al-Quran. Seiring waktu, cahaya Islam semakin menerangi rumah betang dengan adanya Barul, sang santri penghafal Al-Quran.
Untuk menjadi penghafal Al-Quran, Barul menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Iqro di Palangka Raya. Di sana ia berniat untuk belajar dan memperdalam ilmu-ilmu tajwid sekaligus menghafalkan Al-Quran. Keinginannya menjadi penghafal Quran merupakan harapan dan doa sang ibu.
Sejak kecil Barul telah menjadi seorang anak yatim. Selama ini, hanya kasih sayang sang ibu yang ia dapatkan. Sang Ibu tercinta juga turut mencari nafkah sebagai tukang kebun di hutan demi menghidupi anaknya. Meskipun berbagai ujian dan cobaan hadir berganti-ganti, ibunya mengharapkan putra semata wayangnya ini bisa belajar, menghafalkan, dan mengamalkan Al-Quran. Dari sini, kata ibunya, keluarga mereka memiliki bekal di akhirat.
Nasihat, dorongan, dan doa sang ibu membuat Barul sejak kecil ingin mewarnai kehidupannya dengan Al-Quran.
“Kita ini dari keluarga yang lemah dan serba kekurangan. Jadi, rajinlah belajar dan menuntut ilmu, dan mewujudkan cita-citamu sebisa mungkin untuk mengubah kehidupan kita yang lebih baik, Nak,” pesan Ibu Barul.
Barul tak ingin mengecewakan sang Ibu, Ia senantiasa berikhtiar, menjaga semangat belajar, dan rajin berdoa demi mewujudkan cita-citanya menjadi penghafal Al-Quran. Sebuah cita-cita yang ia harapkan mampu membanggakan orang-orang sekitarnya. Qadarullah, saat ini Barul memiliki beberapa hafalan juz Al-Quran. Ia juga menjadi salah satu penerima Beasiswa Tahfidz Muamalat.
Barul yakin, dengan mendalami belajar dan menghafalkan Al-Quran, hal ini akan membawa keberkahan-keberkahan dalam kehidupannya, termasuk keluarganya. Dengan bekal ilmu yang didalaminya selama di pesantren, ia juga ingin hadir membawa perubahan di tengah masyarakat sekitar rumah betang. Ya, ia ingin mendakwahkan dan mengajak mereka yang beragama Islam untuk senantiasa belajar membaca dan menghafalkan Al-Quran. Sedikit demi sedikit tapi terus-menerus.
Barul adalah kisah juang tentang ikhtiar menghadirkan perubahan. Merangkai harapan terindah menebarkan kebermanfaatan untuk orang-orang sekitar yang perlu dibersamai dalam menguatkan keimanan.